Kamis, 09 April 2015

Pemerintah Bayar Gaji Orang yang tidak bekerja ?


Bapak Pemerintah Membayar Gaji Orang yang Tidak Bekerja ?

Bapak Pemerintah baik ya, membayar gaji orang yang tidak bekerja. Orang yang tidak bekerja yang dimaksud disini adalah PNS yang sudah pensiun. Orang pensiun kan Tidak bekerja lagi tapi tetap menerima gaji dari pemerintah. Seperti bapak Diran, pensiunan polisi dalam Filem Almarhum Bejamin S yang berjudul “ Tarzan Pensiun” Tonton disini https://www.youtube.com/watch?v=B2vZW8cr_sg

Alur ceritanya begini. Tarsan (Benyamin S), yang telah dipungut oleh Pak Awal (Awaludin), yang sudah pensiun, meninggalkan rumah dan keluyuran, karena Ida (Ida Royani) sedang ke luar negeri. Kebetulan ketemu Diran (S. Diran), polisi yang menangkapnya dulu, dan kini sudah pensiun. Tarsan menetap di rumah Diran. Istri Diran, Ratmi. Filemnya kocak nyindir pejabat.Seperti ketika mau makan tarzan tergesa-gesa mengejar  makanan diatas meja. Lalu ditegur ‘jangan berebut” Tarzan menjawab “ Tarzan tidak suka rebutan kursi, tarzan tidak makan meja, tarzan tidak makan teman”



PIDATO SINGKAT Untuk anak-anak TPA/MDA


KISAH SITI MASYITOH"
            Bismillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh...
            Alhamdulillah. Alhamdulillah. Arsala rosu lahu bilhuda. Wadinilhaqq. Liyuz hiro alad dinikullih. Wakafa billahi sahida. Ashaduallailahaillallah. Waashaduanna muhammadar rosulullah. Allazi. La nabiya bakdah. Ammabakdu.
            Alhamdulillah. Bersukur kita kepada Allah. Atas segala limpahan rahmat dan karunianya. Sehingga kita telah bisa hadir diruangan masjid yang mulia ini.
            Kemudian solawat dan salam, berupa do’a “ Allahumma solli ala Muhammad waala alihi saidina Muhammad. Tidak bosan-bosannya kita kirimkan ke arwah nabi besar Muhammad SAW.
            Yang saya hormati bapa ibu guru TPA, Bapak-bapak ibu-ibu hadirin wal hadirat, istimewa teman-teman murud TPA Nurul Iman Setia Baru yang saya sayangi.
            Bapak Ibu Hadirin wal hadirot, judul pidato saya pada kesempatan ini adalah “Kisah Siti Masitoh”
Siti Masitoh adalah tukang sisir rambut putri Raja Firaun. Pada suatu hari, ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri Fir’aun itu, tanpa sengaja sisirnya terjatuh ke lantai. Tak sengaja pula, saat memungutnya Masyitoh berkata : “Dengan nama Allah binasalah Fir’aun.”
           
Mendengarkan ucapan Masyitoh, Puteri Fir’aun merasa tersinggung lalu mengancam akan melaporkan kepada ayahandanya. Tak sedikitpun Masyitoh merasa gentar mendengar hardikan puteri itu. Sehingga akhirnya, ia dipanggil juga oleh Fir’aun.
           
Saat Masyitoh menghadap Fir’aun, pertanyaan pertama yang diajukan kepadanya adalah : “Apa betul kau telah mengucapkan kata-kata penghinaan terhadapku, sebagaimana penuturan anakku. Dan siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini ?”
           
“Betul, Baginda Raja yang lalim. Dan Tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai segala alam dan isinya.”jawab Masyitoh dengan berani.
           
Mendengar jawaban Masyitoh, Fir’aun menjadi teramat marah, sehingga memerintahkan pengawalnya untuk memanaskan minyak sekuali besar. Dan saat minyak itu mendidih, pengawal kerajaan memanggil orang ramai untuk menyaksikan hukuman yang telah dijatuhkan pada Masyitah.    

Sekali lagi Masyitoh dipanggil dan dipersilahkan untuk memilih : jika ingin selamat bersama kedua anaknya, Masyitoh harus mengingkari Allah. Masyitoh harus mengaku bahwa Fir’aun adalah Tuhan yang patut disembah. Jika Masyitoh tetap tak mau mengakui Fir’aun sebagai Tuhannya, Masyitoh akan dimasukkan ke dalam kuali, lengkap bersama kedua anak-anaknya.
 
Masyitoh tetap pada pendiriannya untuk beriman kepada Allah SWT. Masyitoh kemudian membawa kedua anaknya menuju ke atas kuali tersebut. Ia sempat ragu ketika memandang anaknya yang berada dalam pelukan, tengah asyik menyusu. Karena takdir Tuhan, anak yang masih kecil itu dapat berkata, “Jangan takut dan sangsi, wahai Ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah SWT. Dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan kita.”
           
            Masyitoh dan anak-anaknyapun terjun ke dalam kuali berisikan minyak mendidih itu. Tanpa tangis, tanpa takut dan tak keluar jeritan dari mulutnya.
           
            Saat itupun terjadi keanehan. Tiba-tiba, tercium wangi semerbak harum dari kuali berisi minyak mendidih itu.
           
            Demikian kisah Siti Masyitoh. Semoga bapak ibu hadirin wal hadirot sekalian bisa mengambil hikmahnya, Wabillahitaufik wal hidayah. Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.


Disusun oleh : Husnijal, S.HI
Top of Form
Bottom of Form

Senin, 06 April 2015

Ibu Kandung Meninggal Dunia, Anak Malang itu tetap Ceria.


                                           Ibu Meninggal Dunia, Anak Malang itu tetap Ceria.

                    MINGGU malam, 5 April 2015, kampung ini diguyur oleh hujan,  langit seakan mencucurkan air matanya, begitu sampai di rumah sekitar jam 9 malam, seseorang mengabarkan ada yang meninggal dunia, si anu. Saya terkejut, bukan cuma saya, tapi banyak orang  yang merasa kehilangan dan terkejut sekali dengan musibah ini. Khususnya yang bermukim di sekitar Masjid Al Iklas jalan Setia Bakti-Parit Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat Indonesia. Karena setelah sholat magrib.sekitar jam 6 30 sore itu, dari corong masjid tersebut terdengar di himbaukan "Innalillahi wainna ilaihi rojiun, telah berpulang kerahmatullah... istri dari ... dst"

                     Bagaimana tidak。 kematian ibu dua anak itu mendadak sekali. Siang  itu dia, (kata istri saya masih segar bugar dan masih tertawa dan berkomunikasi dengan baik.)

                 Hampir tiap hari dia dengan kedua anaknya itu lewat di depan rumahku. Satu digendong, dan satu lagi berjalan kaki, .Kenapa ku tidak pernah yang duluan menyapa ? Kini tidak akan pernah lagi dia lewat di depan rumahku, tidak akan pernah terdengar lagi suara cerewetnya yang memarah-marahi anaknya yang membuat kesal karena berkelakuan. Menyesal sungguh aku menyesal sekali.

                 Aku ikut menyolatkan, dan ikut mengantarnya kepandam pekuburan. Menunggu sampai cara pemakaman selesai. Mataku tidak pernah lari dari anaknya, namun anaknya yang kelas satu SD itu tetap ceria. Yang kecil  
membuat hati iba.

                  Setelah kuburan selesai ditimbun, ketika pemuka agama ingin berdoa. Anaknya yang kecil, sedang dipelukan ayahnya, dengan mata yang sembab bertanya, "Yah, ibu di mana yah...?"

                 Ayahnya  diam saja, tidak menjawab. Orang-orang juga tidak ada yang menjawab.  Lalu kakanya menjawab ."Ibu ada didalam.." Jawabya sambi lmenunjuk keonggokan tanah.

                 Air mataku menetes saat mengetik tulisan ini, aku berdiri lalu menghampiri anak itu memberinya uang sepuluh ribu. Bagi dengan adik ya. Kataku.

                 Saya yakin anaknya yang paling kecil akan sering menanyakan kepada ayahnya, kenapa ibunya tidak pulang-pulang. Kenapa ibunya dimasukkan kedalam tanah. Sebuah ujian yang berat sekali.

Rabu, 01 April 2015

Popularitas Burung tak terkalahkan Batu Akik ?


                                               Popularitas Burung tak terkalahkan Batu Akik ?

              
           BICARA tentang hobbi, batu akik untuk saat ini mungkin diurutan teratas. Namun mungkin tak Mengalahkan popularitas hobbi memelihara burung. Namun kedua hobbi ini sedang ramai dibicarakan dan dibahas dimana mana. Bukan hanya kaum Adam tetapi juga kaum Hawa.
Dan ternyata Batu akik jadi pokok yang diutamakan.

Ini berdasarkan pengamatan di tengah masyarakat dan dalam kehidupan sehari-hari.

Popularitas batu akik ini disampaikan secara terang-terangan di depan umum.                                                               Seperti percakapan dalam sebuah obrolan di bawah ini :  

"Pak, burung kesayangan saya ini akan dijual, dua ratus ribu aja.." ujar Jaka. Anak muda penggemar burung berkicau. Beberapa waktu lalu di sebuah kedai kopi di Kabupaten Pasaman Barat.

"Bukan saya tidak mau beli. Tapi burung saya sudah terlalu banyak, saya kerepotan memeliharanya. Emang kenapa dijual ?" jawab bapak itu.

"Sekarang hobbi yang lagi ngetop adalah batu akik pak..."Jawab anak muda itu.    

Bahkan ada yang nyaris melepaskan burung kesayangannya kealam liar.

Salah seorang diantaranya bapak Arrijal. Dia telah beberapa kali melepaskan burung peliharaannya kealam liar.

Tetapi dilepaskan bukan karena batu akik.

Kenapa burungnya tidak dipotong aja pak ? Tanya orang yang tidak suka memelihara burung.

"Itu lah kebaikan penghobi burung. Tidak akan pernah membunuh burung, meskipun untuk dimasak. "

Beda sekali dengan yang tidak penghobi burung. Mereka biasanya suka membeli atau menangkap burung di hutan itu untuk disembelih lalu dimasak. Kejam.
Lebih kejam ketimbang penghobi burung, yang hanya akan mengurung burung di dalam sangkar.

Meskipun demikian ada juga yang tidak suka dengan kedua hobbi ini. Baik batu akik maupun beternak burung.