Selasa, 24 Maret 2015

Dialok Film 7MH sama dengan bahasa kampung saya


Sinetron Tujuh Manusia Harimau (7MH) yang disiarkan RCTI, yang mungkin setiap malam itu.
Dialok atau percakapan yang dipakai pemainnya terutama Dang Rajo, terkadang dimengerti dan persis percakapan orang-orang kampung saya. Jadi merasa bangga sekali. Luar biasa.

Seperti "mangecek,.. alam takambang jadi guru. Dan yang paling santer "inyiek" itu adalah sebutan penghormatan kepada harimau.

Kita dilarang menyebut harimau karna, kasar. 
Dulu harimau sangat banyak, beberapa orang yang suka berkata sombong dan bermaksiat telah dimangsanya.

Tapi itu dulu, ketika saya masih anak-anak, dan ketika didaerah saya masih hutan belantara, inyiek nyapun ketika itu masih banyak. Dan bukan cuma memangsa hewan ternak tetapi juga jadi pemangsa manusia nomor wahid.

Sekarang hutan belantara itu telah jadi perkebunan sawit. Kalau ingin melihat inyiek terpaksa ke kebun binatang di kota Bukit Tinggi, kini yang banyak malah inyiek 2000, buatan negara Jepang, yang mana larinya, wush, wush, secepat kilat.

Harimau 2000 atau Tiger 2000 dan sejenisnya buatan Jepang yang telah menjajah negara ini 2,5 tahun. Kini adalah Pemangsa nomor wahid. Hampir setiab bulan ada saja yang jadi korban.





Senin, 23 Maret 2015

Dulu Rumput, Sekarang Jengkrik dan Keong



           KECEMASAN demi kecemasan tiada henti. Dulu yang dicemaskan adalah rumput atau istilah kerennya disebut dengan gulma, sekarang muncul masalah baru yaitu keong dan jengkrik.

Rumput disamping menggangu padi, karena terjadi rebutan makanan. Sawah yang ditumbuhi rumput juga tidak enak dipandang mata. Itu menjadi masalah dan membuat hati petani jadi cemas.

Bukan cuma saya. Sudah tiga orang petani yang mencurhatkan itu kepada penulis. Antara lain Butet, Yuhelmi dan Ainidar.

Jika sawah digenangi air, yang jadi masalah adalah sejenis Keong atau siput yang hidup didalam air sawah. Akar maupun batang padi yang baru ditanam ludes diembatnya. 

Sementara itu, kalau sawahnya kering alias tidak digenangi air, yang jadi kendala, atau musuh, diduga adalah hewan sejenis jengkrik, disini namanya Suok-suok. Tanaman padi menguning lalu mati, karena urat atau akar padi yang di dalam tanah itu habis dimakannya.  

Meskipun demikian, kami atau kita sebagai petani, pantang untuk berputus asa. Kita senantiasa berdoa pada yang kuasa, agar diberi hasil panen melimpah, semoga hendaknya setelah panen kita tidak membeli beras untuk dimakan.   

Jumat, 20 Maret 2015

Animo Terhadap Kelender bergambar Artis Merosot

sumber gambar : copas dari internet

           ANIMO atau keinginan masarakat untuk membeli kelender bergambar artis merosot.  Apalagi kelender bergambar artis yang membuka aurat ini lebih merosot dan menurun drastis. Opini ini penulis dapatkan dari seorang kawan ganteng. Kawan ganteng ini masih bujangan dan muda.

                  Bolak-balik dari pasar ke pasar. Hampir satu bulan lamanya. Hanya untuk mencari sebuah kelender, kelender tahun 2015 itu baru bisa dia dapatkan dipenghujung bulan Januari 2015. Ya, hampir satu bulan lamanya.

                 Toko yang jualan kelender itu banyak. Hanya saja yang sesuai dengan keinginannya itu yang sulit mencarinya. Yaitu kelender yang ada jadwal sholat, dan tidak pakai foto-foto artis seksi.

                
Ketika itu seorang pedagang telah menawarkan sebuah kelender , dengan harga yang sangat mahal sekali. Jangankan membeli atau mengeluarkan uang untuk itu, dikasih gratis saja dia tidak mau. Karena ada gambar seksi tadi.

                 Tetapi, disuatu ketika
dia menemukan pula kelender yang ada jadwal sholatnya,  harganya murah. Lantaran sedang ada reski, dan dompet penuh terisi, kelender itu dibayar dengan harga 2 kali lipat.

                  Ini masukan sekaligus peluang besar bagi pengusaha percetakan. Agar meninggalkan poto seksi, lalu memper banyak cetakan bernuasa kesopanan, Insaallah rezki yang didapatkan berkah, karena bersumber dari pekerjaan yang baik dan sesuai dengan budaya timur.

Menguliahkan Anak. Hati-hati, jangan sampai menjual sawah dan ladang


                 Kita patut Prihatin bila ada melihat orang tua yang berambisi sekali  menguliahkan  anaknya kekota.

                  Lebih-lebih lagi bila orang tua itu miskin dan bodoh. Mereka biasanya akan menuruti semua permintaan anaknya yang jadi mahasiswa itu. 

                  Bukan bermaksut menghambat  kemajuan dunia pendidikan, tapi hanya memperingatkan, bahwa  zaman sudah modren, sarjana  banyak yang menganggur. jangan sampai karena menguliahkan anak sempat menjual sawah ladang. Sawah ladang di kampung lebih penting ketimbang gelar sarjana. Sawah dan ladang adalah kehidupan. Menjualnya sama saja dengan kematian.

                  Betul-betul kuliah saja musti waspada, apalagi si anak hanya hura-hura dan gila menggaya saja.
Para mahasiswa juga  musti tau diuntung. Ingat mereka yang membanting tulang. Jangan siksa orang tuamu. Apalagi orang tua mu itu miskin. Kalau ingin kuliah harus berhemat, harus pandai berminyak air. Kalau bisa makan nasi dengan supermi saja. Dan puasa sunat Senin Kamis.

                  Menurut penelitian penulis mahasiswa yang rela bekerja yang akan sukses. Sebutlah Mukrim, S.Pd, dia kuliah di UNRI sambil jualan di kios kecil, di areal kosnya dulu. Teman temannya sama-sama mahasiswa terutama yang cewek sering belanja, telurnya laris manis. Kini dia sukses, jadi guru PNS di sebuah SMK di Riau.

                  Ada juga Efriman, S.Pd, semasa kuliah di STKIP PGRI Padang, sepengetahuan saya, dia tidak hura-hura. Tapi kuliah sambil bekerja di industri keluarga, yang memproduksi bumbu masakan. Kini dia jadi orang berhasil.

                   Mereka adalah contoh orang orang sukses tanpa memberatkan orang tua, apalagi sempat menjual sawah ladang dikampung.  
Dan penulis sendiri, punya penghasilan dulu baru kuliah. Dan tujuan kuliah bukan untuk cari kerja, karena pekerjaan sudah berlebihan, penulis kuliah hanya untuk gelar Sarjana.



Anak Muda jangan copot jantung Ortumu


              SIANG itu, sekitar jam 3 siang, hari Senin 23 Februari 2015. Seorang ibu tertatih tatih berjalan dibawah terikny mentari, nafasnya ngos-ngosan lalu menghampiriku, dan bertanya "Apa benar ada orang kampung kita ditangkap polisi nak... ?" Tanya ibu itu padaku.

              Wajahnya pucat dan pasi. Badannya kurus dan kering, tinggal kulit membalut tulang. Jantungnya seakan mau copot.

               Belum sempat saya menjawab. Ibu itu kembali berkata"Saya sedang sakit, barusan saya berjalan kaki tertatih tatih dari rumah anak saya itu, saya cemas sekali, mendengar ada orang kampung kita yang ditangkap  polisi, syukurlah ternyata bukan anak saya yang ditangkap polisi itu." Ujar nya.

         Begitulah gambaran kasih sayang seorang ibu. Begitu mendengar desas desus ada orang kampung ditangkap, jantungnya seakan mau copot, dia langsung men cek  keberadaan anak nya, padahal anak nya itu sudah punya anak pula. Itu berarti anak muda buah hati sibiran tulangnya itu sudah tua pula.

            Kecemasannya mungkin beralasan sekali, karena si  anak mentang-mentang anak orang kaya, sejak kecil dulu nakal, ketika SMA juga nakal , hondanya tatkala itu dimodif dan suka kebut-kebutan. Kebut kebutan juga bisa mencopot jantung ibunya. Bisa mencelakai diri dan membunuh orang lain.

             Setelah tamat SMA  tidak kuliah. Tapi langsung nikah, dinikahkan orang tuanya, karena malu kepada masarakat, karena anaknya ini waktu pacaran sangat romantis sekali, mungkin ibarat beli sepatu, sebelum dibeli sudah dicobanya lebih dahulu.

              Kalau sepatu dicoba dulu, mentes cocok atau tidak cocok, mungkin tidak apa apa. Tapi kalau anak gadis dicoba coba
sebelum dinikahi, anak gadis itu mau saja ? Tolol sekali. Buat anak-anak gadis jangan mau ya... jadilah wanita mahal.

                Ya, begitulah... kalau mumpung kedua orang tua masih hidup, mari kita jaga jantung kedua orang tua itu, lebih-lebih ibu yang telah melahirkan kita itu, agar tetap sehat dan bugar.

Dengan cara menjaga prilaku kita sehari-hari ditengah-tengah kehidupan ini. Demikian saja. Semoga bermanfaat dan ada hikmahnya, amiin.
  

Anak Muda jangan copot jantung Ortumu


  
         SIANG itu, sekitar jam 3 siang, hari Senin 23 Februari 2015. Dibawah teriknya sinar mentari. Seorang ibu tertatih-tatih berjalan, nafasnya ngos ngosan lalu menghampiriku, dan bertanya "Apa benar ada orang kampung kita ditangkap polisi nak... ?" Tanya ibu itu padaku.       
            Wajahnya pucat dan pasi. Badannya kurus dan kering, tinggal kulit membalut tulang. Jantungnya seakan mau copot.

             Belum sempat saya menjawab. Ibu itu kembali berkata"Saya sedang sakit, barusan saya berjalan kaki tertatih tatih dari rumah anak saya itu, saya cemas sekali, mendengar ada orang kampung kita yang ditangkap  polisi, syukurlah ternyata bukan anak saya yang ditangkap polisi itu." Ujar nya.

            Begitulah gambaran kasih sayang seorang ibu. Begitu mendengar desas desus ada orang kampung ditangkap, jantungnya seakan mau copot, dia langsung men cek  keberadaan anak nya, padahal anak nya itu sudah punya anak pula. Itu berarti anak muda buah hati sibiran tulangnya itu sudah tua pula.

             Kecemasannya mungkin beralasan sekali, karena si  anak sejak kecil dulu nakal, ketika SMA juga nakal , hondanya tatkala itu dimodif dan suka kebut-kebutan. Kebut kebutan juga bisa mencopot jantung ibunya. Bisa mencelakai diri dan membunuh orang lain.

             Setelah tamat SMA  tidak kuliah. Tapi langsung nikah, dinikahkan orang tuanya, karena malu kepada masarakat, karena anaknya ini waktu pacaran sangat romantis sekali, mungkin ibarat beli sepatu, sebelum dibeli sudah dicobanya lebih dahulu.

             Kalau sepatu dicoba dulu, mentes cocok atau tidak cocok, mungkin tidak apa apa. Tapi kalau anak gadis dicoba coba
sebelum dinikahi, anak gadis itu mau saja ? Tolol sekali. Buat anak-anak gadis jangan mau ya... jadilah wanita mahal.

            Ya, begitulah... kalau mumpung kedua orang tua masih hidup, mari kita jaga jantung kedua orang tua itu, lebih-lebih ibu yang telah melahirkan kita itu, agar tetap sehat dan bugar.

            Dengan cara menjaga prilaku kita sehari-hari. Semoga bermanfaat dan ada hikmahnya, amiin.